Musuh Terbesar Bagi Pertumbuhan Karir

“One can choose to go back toward safety or forward toward growth. Growth must be chosen again and again; fear must be overcome again and again.” – Abraham Maslow

Alkisah ada tiga jenis angin yang sedang berdiskusi mengadakan perlombaan. Tiga angin tersebut adalah angin puting beliung, angin topan dan angin sepoi-sepoi. Ketiganya sedang memasang taruhan, barang siapa yang berhasil menjatuhkan seekor monyet dari atas pohon, maka dialah yang akan menjadi pemenangnya.

Perlombaan pun dimulai. Angin puting beliung mendapatkan kesempatan pertamanya. Sebelum mengeluarkan kekuatannya, sang angin berkata kepada yang lainnya, “lihatlah, dalam waktu kurang dari 3 menit, saya sudah bisa menjatuhkan monyet itu”. Mulailah ia mengeluarkan kekuatannya meniupkan angin dengan kencangnya. Sang monyet yang diterpa angin kencang tersebut, mengeratkan pegangannya ke dahan pohon. Semakin kencang angin puting beliung berhembus, semakin kencanglah monyet itu berpegangan. Hingga 3 menit berlalu, sang monyet tak kunjung jatuh. Sang angin puting beliung akhirnya berhenti dan gagal menjatuhkan sang monyet.

Melihat kegagalan sang puting beliung, angin topan tertawa sembari mengejek, “lihat kekuatan saya, dalam waktu kurang dari 2 menit, saya sudah berhasil menjatuhkan monyet itu.” Sang topan mengerahkan kekuatannya. Dan lagi, sang monyet berpegangan semakin erat karena angin topan benar-benar mengerahkan seluruh kekuatannya. Semakin kencang tiupan angin topan, semakin kencang dan erat sang monyet berpegangan. Hingga akhirnya, 3 menit berlalu dan sama seperti puting beliung, sang topan gagal menjatuhkan monyet dari pohon.

Angin sepoi-sepoi kemudian tersenyum, dan dengan lembutnya berkata, “lihatlah, aku yang akan menjatuhkan monyet itu”. Mendengar perkataan itu, sang puting beliung dan topan tertawa mengejek. “ha..ha..ha.. bagaimana mungkin kamu bisa menjatuhkannya, kami berdua saja yang memiliki kekuatan hebat tidak dapat melakukannya”.

Tanpa memperdulikan perkataan sang puting beliung dan topan, angin sepoi-sepoi kemudian langsung meniupkan angin yang menyejukkan ke arah monyet tadi. Sejuknya tiupan angin tersebut, ternyata membuat sang monyet begitu nyaman, tenang, dan tak merasa bahwa dirinya sedang berada dalam serangan. Beberapa saat kemudian, sang monyet terlena dalam sejuknya angin sepoi-sepoi, hingga tak lama kemudian ia tertidur, hilang keseimbangan dan akhirnya terjatuh.

Kisah tersebut menginspirasi kita bahwa bukanlah tantangan dan ancaman yang membuat kita jatuh dalam kehidupan pribadi maupun karir. Namun, sering kali kejatuhan kita adalah karena kita terlalu asyik berada dalam zona nyaman (Comport Zone). Setiap orang memiliki zona nyamannya masing-masing. Tidak salah ketika zona nyaman itu muncul, kita pun merasakannya. Akan tetapi, janganlah berada terlalu lama dalam satu zona nyaman kita. Karena sesungguhnya, zona nyaman itu tidak akan bertahan lama, jika lalai, kita akan masuk ke zona panik.

Jika zona nyaman adalah jebakan dan zona panik adalah musuh kita, lalu harus berada di zona manakah kita? Untuk menjawab itu, mari kita kenali bahwa sesungguhnya ada tiga zona di sekitar kita:

#1. Zona Nyaman (Comport Zone)

Seperti yang dibahas sebelumnya, bahwa zona nyaman adalah silent killer, membunuh secara perlahan dari dalam diri kita bahkan sampai kita pun tidak sadar bahwa sebenarnya kita dalam ancaman. Kisah katak rebus dalam kwali adalah sangat relevan dengan zona nyaman. Secara perlahan air dihangatkan dari bawah kwali, hingga katak-katak tersebut tidak sadar bahwa air sedang mengalami perubahan temperatur hingga akhirnya semua katak mati dalam air mendidih.

Kita harus benar-benar memahami apakah kita sedang berada dalam zona nyaman atau tidak. Terlambat menyadarinya akan berakibat fatal karena akan berakibat pada kehabisan waktu untuk melakukan perbaikan dan perubahan.

#2. Zona Panik

Kita memasuki zona panik karena terlalu lama dalam zona nyaman. Ilustrasi yang paling sederhana adalah saat kita merasa cukup dengan penghasilan atau keterampilan yang kita peroleh 3 tahun yang lalu. Kala itu kita merasa cukup membiayai kebutuhan dan mudah mendapatkan pekerjaan dengan skill saat itu. Seiring berjalannya waktu, penghasilan itu saat ini sudah tidak cukup, dan saat akan berusaha untuk mendapatkan kenaikan gaji atau mencari pekerjaan yang memberikan penghasilan lebih, teryata skill yang dimiliki sudah tidak relevan lagi.

Itulah zona panik, zona yang kita masuki karena terlalu asyik berada dalam zona nyaman. Seperti kisah katak yang panik saat air dalam kwali semakin terasa panas dan sudah tidak punya tenaga lagi untuk melompat.

#3. Zona Belajar dan Tumbuh

Ini adalah zona paling aman. Sudah tidak bisa ditawar lagi, bahwa untuk bertahan dan menang dalam kehidupan ini, tidak ada cara lain melainkan kita harus belajar, karena dengan belajar itulah kita mendapatkan kepastian pertumbuhan serta memiliki kemampuan untuk menghadapi setiap tantangan yang dihadapi. Kita sering mendengar bahwa untuk sukses kita harus meninggalkan zona nyaman. Pertanyaannya, lalu kita harus ke zona apa? jangan salah, zona panik pun bukanlah zona nyaman.

Ada orang yang ingin sukses kemudian meninggalkan zona nyamannya. Masalahnya adalah dia meninggalkan zona nyaman namun terjebak malah masuk ke zona panik, Mengapa? karena kurangnya proses belajar dan bertumbuh untuk menyiapkan dirinya. Artinya keinginan belum dibarengi dengan kapasitas untuk mewujudkannya. Misalnya, ada seorang karyawan yang sudah lama bekerja dan dia menyadari bahwa dia telah terjebak dalam zona nyaman. Hingga suatu ketika ia memutuskan untuk resign dan memulai usahanya. Namun, ternyata harapan tidak seindah kenyataan, ia pun terjebak dalam zona panik karena usaha yang dijalankannya hanya berdasarkan emosional bukan intelektual atau pembelajaran yang matang. Begitu juga banyak terjadi dalam karir saat memutuskan untuk pindah ke suatu perusahaan lain tanpa dibarengi dengan kapasitas dan kemampuannya.

Setiap kejadian dan tantangan yang dihadapi, sebanarnya adalah zona belajar untuk tumbuh. Tidak sedikit yang memandang bahwa ketika tantangan itu datang dilihatnya sebagai sebuah kepanikan sehingga ia tak ingin memasuki zona itu. Padahal itulah zona yang aman yaitu zona belajar dan bertumbuh.

Itulah tiga zona yang harus kita kenali dalam perjalanan karir. Kenalilah itu dan jangan sampai terlambat untuk memahaminya. Zona paling ideal yang akan membawa kita kepada kehidupan karir yang cemerlang adalah zona belajar dan tumbuh. Masukilah zona itu, karena dari sanalah seluruh orang-orang sukses berasal.

Dengan membaca dan menelaah tulisan ini pun, sebenarnya kita sudah selangkah masuk ke zona belajar dan tumbuh.

Salam hebat luar biasa !!!



Leave a Reply

Open Chat
1
Ingin bertanya dan berkonsultasi tentang cara meningkatkan kinerja tim di perusahaan Anda?