Agar Rencana Strategi menjadi Eksekusi, Tak Hanya Sekedar Mimpi
- October 17, 2016
- Posted by: Consultant
- Category: Articles, Business Development
Dalam sesi-sesi seminar maupun pelatihan manajamen, yang dihadiri oleh para manajer baik Middle maupun Top Management, ketika instrukturnya bertanya, mana yang lebih mudah untuk dikerjakan apakah menyusun rencana strategi atau eksekusi dari strategi? Jawabannya sudah pasti secara serentak adalah “Strategi…”. Namun, ketika ditanya, mana yang sulit dilakukan? Jawabannya pun secara serentak mengatakan “Eksekusi”. Mungkin sepertinya wajar kita mendengar jawaban seperti itu, disekolah-sekolah bisnis, yang diajarkan kepada para manajer adalah bagaimana menyusun rencana strategis ataupun rencana jangka pendek. Singkatnya semua tentang rencana yang dibuat di atas kertas. Sedikit sekali yang menyajikan pembicaraan tentang bagaimana mengeksekusi sebuah strategi.
Adalah benar, segala sesuatu yang diciptakan di dunia ini diciptakan 2 kali, pertama di kepala (fikiran), kedua dalam bentuk tindakan. Tindakan tanpa pemikiran, tentu bergerak tanpa arah. Namun, sudah dipastikan, rencana tanpa eksekusi hanya akan menjadi mimpi. Sebagai manajer atau pimpinan sebuah departemen atau divisi, Anda pasti tidak bekerja sendirian, kinerja departemen Anda sangat bergantung kepada tim. Pendekatan struktural atau transaksional, kurang tepat untuk membuat diri kita secara efektif mencapai tujuan, terasa garing dan kaku. Disamping itu, persaingan dan perubahan bisnis yang semakin tidak menentu yang didorong oleh perkembangan teknologi informasi yang luar biasa cepat, membuat seolah Anda tanpa sadar setiap hari dikendalikan oleh rencana dan tindakan yang hanya merespon kondisi lingkungan saja, kita menamakannya “Whirlwind”.
Tantangan terbesar yang dihadapi oleh para manajer atau siapa pun dalam eksekusi rencana-rencana yang telah dibuat adalah bagaimana menghadirkan perilaku yang mengarahkan kepada pencapaian strategi di tengah lingkungan whirlwind. Perubahan perilaku secara efektif (jika dilakukan dengan tepat), sangat memungkinkan untuk mencapai sasaran yang telah direncanakan. Lalu, bagaimana kita harus bersikap?
Nah, kali ini kita akan membahas, 4 cara bagaimana mewujudkan eksekusi yang tepat agar strategi yang telah dibuat dapat dieksekusi sesuai rencana melalui pendekatan perilaku tim.
1. Focus on Wildly Important Goal (WIG)
Sewaktu kita dibangku sekolah, pernah bereksperimen dengan menggunakan kaca pembesar yang digunakan untuk mengarahkan sinar matahari kepada sebuah kertas. Sinar matahari yang terik yang menghangatkan badan, ketika difokuskan kepada sebuah kertas, ternyata mampu membakarnya. Inilah kekuatan dari sebuah focus. Dari sekian banyak sasaran yang dibuat, tentukan sasaran yang paling penting, yang dengan pencapaian tersebut, akan memungkinkan pencapaian lainnya. Inilah yang disebut sebagai Wildly Important Goal.
Mengetahui WIG sangatlah penting, sehingga Anda dapat memusatkan perhatian, kekuatan, dan sumber daya untuk sukses mencapainya. Karena, sangat mustahil Anda mencapai semua sasaran, misalnya 10 sampai 12 target secara bersamaan. Fokuskan pada WIG, maka Anda akan mencapai sasaran yang diinginkan.
Harus sangat difahami bahwa, terkadang WIG ini diasumsikan sebagai sesuatu yang besar dan butuh waktu agak panjang. Sehingga, untuk menjaga momentum, dibutuhkan pencapaian-pencapaian jangka pendek yang langsung berdampak (low hanging fruit). Selain mendeteksi WIG, kita juga harus cermat mengamati Low Hanging Fruit di depan mata.
2. Bertindak pada Lead Measure
Jika Anda sudah menetapkan WIG (Wildly Important Goal), langkah berikutnya adalah Anda harus bertindak dalam Lead Measure bukan hanya Lag Measure. Ilustrasi sederhana dari Lead dan Lag Measure adalah sebagai berikut;
Sebuah perusahaan air minum mentargetkan “Tingkatkan produksi tahunan dari 175 juta liter menjadi 185 juta liter pada 31 Desember 2016”. Lag Measure dari target tersebut adalah “produksi air tahunan”, dan Lead Measure-nya adalah “% shift dengan kru penuh” dan “% kepatuhan terhadap pemeliharaan mesin”. Sehingga dapat kita lihat bahwa, Lead Measure merupakan ukuran-ukuran yang memungkinkan mencapaian target, atau factor-faktor yang secara pasti menyebabkan target tersebut tercapai.
Sebagai eksekutor, tugas Anda dan tim adalah menemukan Lead Measure tersebut yang kemudian difahami oleh seluruh anggota tim. Lead Measure sebagai ukuran kongkret dari sebuah rencana tindakan yang dilakukan secara konsisten mengarah pada pencapaian sasaran.
3. Mengelola Scoreboard yang Memotivasi
Prinsip manajemen yang dapat kita renungkan untuk menggambarkan cara yang ke tiga ini adalah “kita hanya bisa mengelola (me-manaj) sesuatu yang dapat kita ukur”. Bahkan tanpa menghitung dan menganalisa suatu fakta, kita tidak dapat mengambil keputusan. Demikian pula dalam mengarahkan tim untuk mencapai target dan sasaran, kita perlu menggunakan ukuran yang pasti dan jelas serta difahami oleh semua anggota tim. Tugas Anda sebagai pimpinan memahamkan setiap anggota tim mengenai ukuran keberhasilan mereka.
Perlu dicatat dan digarisbawahi dalam menciptakan scoreboard di sini adalah Scoreboard pemain, bukan pelatih. Artinya, setiap orang dalam tim, mampu memahami dan mengerti dashboard yang dibuat, bukan menampilkan data rumit yang membutuhkan analisa dan pengkajian mendalam. Dengan melihat sekilas, bawahan Anda harus dapat mengerti dimana posisi pencapaian target sampai dengan hari ini, dan mau kemana menuju. Dan pastikan bahwa scoreboard yang dibuat, harus memasukkan Lead Measure dan Lag Measure.
4. Menciptakan Irama Akuntabilitas
Akuntabilitas sering diartikan sebagai pengukuran kinerja tahunan. Kali ini yang kami maksud adalah menciptakan komitmen dari seluruh anggota tim dalam usaha pencapaian score yang sudah dibuat. Menciptakan irama akuntabilitas berarti Anda dan tim membuat sebuah komitmen dalam mewujudkan goal yang sudah ditetapkan. Dengan membagi komitmen dengan semua anggota tim, Anda mendapatkan kemudahan untuk mewujudkan perilaku yang diharapkan muncul dalam upaya mewujudkan target.
Dalam praktiknya, membangun irama akuntabilitas berarti Anda memberikan contoh kepada anggota tim untuk mengikuti setiap agenda yang disusun dalam rangka mencapai target, misalnya menghadiri sesi penentuan WIG yang diadakan setiap minggu. Melewatkannya akan membuat Anda ketinggalan momentum yang tepat. Oleh karena itu, setiap sesi pertemuan krusial dan dalam upaya mencapai target, Anda diharuskan hadir. Dengan demikian, tim Anda akan termotivasi untuk merubah perilakunya agar mencapai target.
Demikian 4 cara agar rencana strategis yang telah Anda buat dapat dieksekusi sehingga mencapai apa yang ditargetkan. Untuk mendapatkan manfaat dari 4 cara tersebut, sudah pasti Anda harus mengeksekusi cara tersebut agar dapat mewujudkan fungsinya. Dan yang paling penting, strategi yang kita jalankan, menggunakan pendekatan perubahan perilaku dari tim pelaksananya.
Selamat mencoba dan salam sukses